Ada berita penyiksaan TKW lagi di TV barusan. Gak terlalu aku seriusi karena lagi makan siang. Makan pasnya ditemani berita-berita ringan, jangan yang berat-berat bisa hilang selera.
Tapi berita sekilas tadi mau tak mau membuat aku ingat cerita teman teman expatku dulu, apalagi korban yang disebut tadi berasal dari luar Jawa. Ho..ho ada apa pula itu ?
Temanku ini orang Singapore keturunan India. Dia sering datang Jakarta sebagai Technical Consultant. Kami sering invite TC dari Headquarter untuk bantu suatu project. They will come in and out selama masa project berlangsung. Can be one month or up to 6 month and more.
Ceritanya, dia punya pembantu dari Indonesia. Maklum, ibunya sekarang tinggal sama dia, sementara dia nggak mau istrinya kerepotan karena mereka sendiri sudah punya dua anak yang masih kecil. Makanya diputuskan ambil maid to help. Eh bukannya beban jadi ringan, yang di dapat malah living in hell. Kok bisa?
Mereka dapat pembantu yang asalnya dari Kupang atau NTT gitu. Kayaknya belum lulus training atawa gak pernah di training langsung diitempatkan. Bayangkan, bahasa Inggris gak bisa, jadi hare-hare komunikasi ala kadarnya. Orangnya tidak sigap alias disuruh baru dikerjakan. Kalau di kasih tahu hanya diam saja, nggak tahu paham apa nggak. Bangunnya siang, kalau nyuci nggak pernah bener. Berapa banyak baju sudah kelunturan, karena dia nggak tahu cara atau bahkan nggak mau repot misahin baju, semuanya tuang di machine wash biar cepet kelar. Belum lagi gosok baju yang nggak licinlah, cuci piring nggak bersih dan sederet lagi permasalahan.
Minggu-minggu awal, baik nyonya rumah maupun pembantu masih bisa saling menahan diri, karena mungkin mahfum ini masa perkenalan. Tapi minggu berganti minggu suasana jadi semakin panas. Pembantu ini kalau di tegur mulai menunjukkan muka masam dan perilaku dablek…tau kan? Itu tuh…perilaku cuek dan membangkang. Wah temenku pusing juga nih. Setelah situasi mulai gawat dimana si Istri udah mulai gemes , nggak tahan lagi, kata-kata bentakan mulai bertebaran di rumah….That’s it, enough! “I sent back the maid to her agency before it become criminal story”, katanya. Dia ngeri juga jika mereka terlibat abuse karena situasi yang sudah tidak kondusif begitu. Wah, langkah yang tepat juga kupikir. Get out before it get worse.
Dua bulan berikutnya, pas dia datang lagi, dia kabari bahwa dia punya pembantu baru. Asalnya dari Jawa tengah. Waduuh yang ini ceritanya kayak langit dan bumi dibanding yang dulu. Keluarganya lagi falling in love with this maid. Kenapa bisa? Ya iyalah, wong mereka dapat mbak-mbak yang alus, patuh dan rajin.
Bayangin, pagi buta dah bangun bersih-bersih rumah. Sama ibu sepuh (ibunya temanku) gemati. Merawat banget. Suka pijati kaki si ibu bahkan sampai urusan mandipun di tangani. Anaknya patuh (tipikal orang jawa) yang kalau di ajak bicara nunduk dan nggih-nggih.
Orang Singapore atau orang asing lainnya yang jarang ketemu hal begini pastilah so surprise dan jadinya memuja mereka banget. He..he.
Ada temanku dari Malaysia (aku panggil dia Datuk karena gayanya yang kayak penggede) yang sampai antar si pembantu pulang sampai ke Sragen tiap kali pembantu ini cuti tahunan. Anak-anak pembantu ini dia biayai sekolahnya, saking sayangnya sama pembantunya.
Duh, aku juga pingin begitu, kayak dulu pas Emak /grandma masih ada. Dia punya pembantu yang tinggal sama dia luamma banget.
Summary dari kisah tadi, rasanya latar belakang pembantu akan sangat berpengaruh. Karena kebiasaan, tata karma dan lain-lain beda antar daerah. Makanya jaman dulu orang tua kalau cari pembantu selalu cari daerah jawatengah sana (temanggung, parakan,grabag,purworejo, klaten dan sekitarnya).
Nggak bisa disalahkan juga jika orang luar pulau kurang bisa ber unggah-ungguh seperti di Jawa (No offend lho..)jika kebiasaan mereka adalah spontan dan blak-blakkan misalnya. Kan budaya beda-beda. Pihak agency yang harus bisa jeli dan memberikan pelatihan lebih mengenai culture differ ini sebelum melepas tenaga kerjanya di lapangan. But…siapa sih yang mau rugi ngurusin begini…..?
Minggu, 28 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar