Rabu, 30 September 2009

Vince & Niki


Lagi bersihin file di Computer, eh nemu foto jagoan-jagoanku di German ini.
Wah, jadi kangen

JANGAN MENYERAH

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal Putus asa


D'MASIV Lyric

Tebak-Tebakan

Sasa : Iek (tante), jam apa yang bikin sakit badan?
Yang ditanya: .......hmmm......jam kekecilan?, jam kulit imitasi?
Sasa : Jam....bak jambakan!
Yang ditanya: asem!


Sasa : Ko, olah raga apa yang berat pisan. Ko Ko aja pasti nggak bisa.
Nielsen : Tinju? Angkat besi? Smack down? (hush...emang ini kategori sport?)
Sasa : Syalah.....Catur Ko.
Nielsen : Aneh ih
Sasa : ya iyalah. Masak disuruh ngangkat kuda dan ngangkat benteng.
Nielsen : hi...hi...hi

Ber Andai- Andai


Suatu malam, Aku dan Rosa ngobrol sama anak-anak di kamar.
Saat itu, kami baru sadar bahwa Niel dan Sasa udah gede ternyata. Niel kelas 1 SMP (hiii...) dan Sasa kelas 3 SD.....hai sang waktu, kenapa cuepeet amat berlalu...
Sementara Valerie masih TK.

Nah, ceritanya nih, kita lagi membujuk supaya si Kecil Val mau sekolah di Bandung. Karena Bandung kami anggap lebih kondusif buat dia (hawanya lebih bersih di banding Cirebon, teman dia banyak disana (dia kan lahir dan sempat tinggal cukup lama di Bandung) dan yang penting: bisa jadi temen Mom (ini nih, udang di balik batunya)

Nah, jadilah kita ber andai-andai. Kata Sasa: kalau nanti Vel kelas satu berarti aku kan kelas lima, jadi nanti aku sama Vel bisa bareng ke Kidzanianya ( ya...ampun, dua tahun lagi acara sekolah beda kale neng...! PS: sekolah Sasa ada kegiatan rutin tiap tahun bawa anak-anak ke Kidzania Jakarta). Nanti berangkat sekolah bareng, terus kalau pas jam istirahat tak tengokin (wow....ho..ho, padahal pasti nanti udah pada sibuk sama teman-teman sendiri).

Kemudian tentang les, nanti yang anterin les mami Rina (my big sister Chaterine). Yang nemenin dan ajarin belajar....(waduh siapa ya? My Mom ? mana mungkin).

Terus tentang si Ko Ko bagaimana? Kalau Sasa kelas 6 SD, Vel kelas 2 SD, si Ko Ko kelas berapa? Hmmm... saat itu Ko Ko sudah SMA ( astaga! mulut dua anak itu menganga) itu artinya, Ko Ko sudah gede banget, suaranya pasti berubah berat, mungkin sudah kumisan dan sedikit jerawatan. dan juga mungkin sudah punya pacar...Huaaaaaaah! Sasa dan Vel langsung menjerit histeris!

Liburan Lebaran

Libur Lebaran kemarin kami tak kemana-mana. Semua ngumpul di Jakarta, walau di cicil datangnya....hi..hi. My Mom first, seminggu kemudian my little sister and Valerie, tiga hari berikutnya my big sister and the gang.

Maklum, nemenin aku recovery setelah operasi kecil tanggal 17 September kemarin. Ditambah jeng Yanti yang pulang kampung- jadi semua sepakat go to Jakarta.

Kegiatan kita? go from mal to mal, pagi sampai malam , everyday. Lets see, mall apa saja yang kita datangi:
-Grand Indonesia
-Plaza Indonesia
-EX Plaza
-Pacific Place
-Plaza Senayan
-Senayan City
-Taman Angrek
-Central Park

Itupun di ulang ulang. Ke Senayan city bisa tiga - empat kali. Giling banget. Masalahnya adalah, bukan cuma shopping mania yang kami hadapi, tapi karena banyak anak kecil disini. Maklumkan, kalau anak kecil ngumpul, yang ada adalah ruame,ribut, ribet, acak-acakan. Makanya untuk amannya, mending ribet dan ruame di mall aja. Rumah biar tetap rapi. Makan siang dan malam hampir selalu di mall.

Satu lagi tempat hiburan yang di datangi adalah Water boom - Pantai Indah Kapuk. Yang ini dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Sampai rumah, tiga anak tersebut gosong semua, item karena panas-panas.

Untung Mom and I putuskan untuk tak join. Kalau ikut - walah, pasti harus ketemu dokter lagi untuk early kontrol.

However, Its really Fun! Yanti pun tak perlu kuatir kalau balik rumah. Everything is under control. Hebat bener.

Kamis, 24 September 2009

Mekar sudah bunga-bunga itu





Akhirnya...........!

Kesabaran dan ketekunan itu hasilnya. Setelah di semai, dipupuk, dirawat, ditengokin dan di macem macemin, akhirnya ....bermekaran juga bunga-bunga cantik itu.
Seminggu panen 3 kali.

Selasa, 08 September 2009

Gempa

Semalam gempa lagi. Aku lagi browsing di kamar hotel, di Yogyakarta.
goncangannya sangat terasa.
Wah, should I stay or should I go?
Kuputuskan untuk merapikan barang-barangku dalam tas, berpakaian (ditemani goyangan gempa selama melakukan aktivitas itu). Tetangga sebelah dan depan terdengar mulai mebinggalkan kamar.

last, aku matikan laptop dan menyimpan rapi di chasingnya.
Beres sudah. Semua siap angkat jika terjadi hal yang lebih buruk.
Goyangan kecil masih terjadi, tapi kuputuskan balik ketempat tidur. Nyalakan TV untuk dengar info gempa kalau ada.
I lay back, relax, smile and sleep.

Senin, 07 September 2009

Tommy Tenney is in Jakarta!





Ibadah minggu kemarin teramat sangat indah dan luar biasa. Siapa sangka saya bakal ketemu Tommy Tenney live, in front of me, preaching!

Janji yang batal gara-gara teman sakit perut jadi suatu berkat. Dengan bahagia aku berangkat kebaktian jam 16.30 dan, Voila! Tenney was there!

For your info, Mr. Tenney adalah seorang bishop Amerika dengan karya-karyanya yang luar biasa seperti: God Chaser , Hadassah dll

Di kebaktian sore itu,Tenney membawakan kisah Esther, salah satu Kitab perjanjian lama yang kebetulan dia kupas dan dia buat bukunya , dengan Judul Hadassah (di filmkan juga)

Tenney memutarkan cuplikan filmnya, saat Esther bimbang,ragu dan ketakutan ketika harus menemui Raja. Kondisi dan keadaan Esther membuat ketakutan dan keraguan itu sedemikian besarnya (Esther adalah keturunan Yahudi, yg saat itu hidup ditindas, sehingga Esther sendiri harus merubah nama dari Hadassah menjadi Esther untuk menutupi identitas yahudinya, dia gadis desa, keturunan budak, dan dia belum mendapat panggilan untuk menghadap Raja) Pada masa itu seseorang harus mendapat perkenanan Raja terlebih dahulu untuk dipanggil menghadap, melanggar hukumannya adalah maut.......You better read the story of Esther to understand benang merahnya.

Saat kita melihat tayangan visual adegan tersebut, kita baru benar-benar bisa merasakan konflik batin yang dialami Esther, yang digambarkan dengan begitu apik dan sangat terjiwai.

Sama seperti kita, kadang kita dibuat tidak layak menghadap Bapa kita, Raja segala Raja karena kita di kondisikan dengan keadaan-keadaan kita yang membuat kita merasa tidak layak. Tapi sama seperti Esther, kita harus percaya dan mengambil kesempatan yang ada saat ini untuk bertindak. Bapa kita adalah kasih. dan dia akan memberikan perkenananNya kepada kita.