Pukul tiga siang tadi, aku bersiap berangkat ke Spring Hill. Ada janji mau spa disana. Sempatin buka lemari es, potong kue tart (he..he, stock banyak nih, kiriman dari orang-orang yang memperhatikanku..he..he). Yanti aku bagi juga (nih si mbak, berhari-hari kenyang kue tart, sampai bisa bagi-bagi ke mbak-mbak tetangga).
Hmm..kayaknya dia harus have fun juga nih. Maka, aku minta dia enjoy sama konco-konconya, jalan-jalan kek atau shopping kek. Dia seneng banget, terus bilang dia mau ke Atrium, nonton band. Ok, sana pergi.
Lebih happy lagi saat gajinya aku berikan saat itu juga. Kasian kan, siapa tahu dia mau beli-beli.
Aku masih makan kue, dia asyiik ber HP ria. Waah, lagi confirm-confirman nih ye...
Kue belum juga habis, padahal cuma sepotong kuecil, Yanti masuk ke ruang makan. Bu, adik saya meninggal, katanya. Cool, nggak panik gak histeris, gak tampakkan wajah sedih. Oalah Ti....adikmu yang sakit ginjal itu? (teman-teman yg baca blog ini dari awal, pasti ingat kisah si adik yang harus cuci darah terus karena ginjalnya akut). Kapan Ti? Barusan bu. O....ternyata tadi itu dia terima kabar dari saudaranya. Aduh, bagaimana ini, aku antar pulang atau bagaimana ya. Sore ini selain ke Spring Hill, aku juga ada appointment sama WY di Blossom. Ti, kowe arep bali rak? tak beliin tiket dan tak anterin ke Gambir. Mau? Yanti bingung. Ndak usah bu, ndak pa-pa lah. Bener Ti? Tak anterin. Tapi dia tetep bilang gak usah. Ya udah, aku minta dia ikhlas-in dan doa in aja. Ini yang terbaik buat adiknya. Bayangkan, selama ini adiknya menderita banget, cuci darah tiap dua minggu. Berat pasti buat keluarganya kan.
Akhirnya akupun meluncur ke Spring Hill sambil SMS Mom, kasih tahu berita ini. Balasan Mom...Kasian Yanti Lus, dia pasti takut pulang sendirian ke Bandung. (Aduh, bener juga sih. Dia kan paling nggak beranian. keluar apartement aja kalau terpaksa di suruh beli ini dan itu. Waduh, kalau my Dad masih ada, He definetely will anterin dsia pulang. My Dad baik hati banget dan nggak tegaan....aku jadi nggak enak)
Maka sepanjang treatment, bukannya enjoy, aku kepikiran terus sama Yanti. Makanya begitu treatment selesai, aku buru-buru call dia. Nanyain lagi, apa dia mau pulang. Ndak bu, saya sudah telpon orang tua saya, kalau saya nggak datang. Nggak pa-pa. O, ya udah kalau gitu, kamu dimana sekarang? Dia sudah di atrium rupanya. Saya suruh dia nikmati acara saja. Nggak usah buru-buru pulang. Akupun lanjut ke Blossom.
Jam tujuh, aku sampai rumah. Badan nggak enak nih. Pasti Yanti masih di Atrium pikirku. Tapi pas aku ke dapur cari mie, aku dengar suaranya mengaji. Lhoh, kok udah pulang?
Dengar suaraku klotak klotak di pantry, Yanti stop ngajinya. Rupanya, dia tadi berangkat ke atrium, tapi balik karena nggak mood.
Aduh kasian ya, pastilah sedih sekali dia.
Akhirnya aku tawari dia beberapa alternative. Pulang besok, aku antar ke Gambir- terus di Bandungnya di jemput atau... atau..., atau.
Malam ini kita akan saling memikirkannya. Jawaban diputuskan besok.
Sabtu, 01 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar