Selasa, 25 Agustus 2009
MAKASAR
Tanggal 24 - 26 Agustus aku ada di Makasar, karena tugas. Sepanjang perjalanan, as usual, aku tidur. Sampai landing pun malas buka mata. Kalaulah akhirnya bangun, itupun karena harus turun pesawat. Maklum, nggak tidur sama sekali sampai menjelang berangkat....ini mata kayak di kasih lem, nempel erat (hmm..issue yg harus segera dicarikan jalan keluar. Otherwise, wajah kuyu terus)
Nah, saat kita turun dari pesawat, alamak!! terkejut banget. Bandara Hasanudin Makasar megah dan keren!. Serasa di Changi bok. Wuih keren, futuristik. Lantainya aja marmer. Benar-benar semangat dah tiba disini. (tak seperti bandara2 sebelumnya yang aku kunjungi bulan ini. Ruwet!)
Makasar rapi dan bersih.
Karena dalam situasi puasa, dan menghormati team yang puasa - siang hari kami skip lunch. Waktu dihabiskan untuk meeting, meeting dan meeting. Gila, Makasar puanas benar.
Malamnya, aku dan team makan sop konro.Dibawa dikempat SOP KONRO aslinya. Lupa nama warungnya. Pokoknya rame banget. Sampai disana saja mobil berderet panjang. Kita gak dapat meja, jadi harus tungguin orang selesai makan dulu. Kasian teman-teman yang lagi puasa, jam buka puasa sudah jalan lebih dari 45 menit, mereka harus tahan lagi laparnya.
Tapi penantian kami memang tak sia-sia. Bayarannya sesuai. Pas kita dapat tempat duduk dan hidangan mulai di hidangkan.....Wooow, capek dan lesu lenyap seketika. Nggak rugi nunggu pokoknya. Itu daging, porsinya banyak dan guede pisan. Kuahnya sedap,dagingnya empuk banget. Kami pesan konro kuah dan bakar (mereka cuma sediakan menu itu thok) semua tandas sampai sekuah-kuahnya, sat bersih! Teman makannya cuma nasi, sambal dan jeruk nipis. Pas bayar, kita masih dikejutkan dengan harganya. seporsi Sup Konro cuma Rp. 24 ribu, yang bakar Rp. 26 ribu.
Padahal sudah duga-duga, ini pasti habis uang banyak nih.
Wah, happy dah.
Wisata kuliner di Makasar masih berlanjut!
Minggu, 23 Agustus 2009
TUHAN PASTI SANGGUP
Kuatkanlah hatimu
Lewati setiap persoalan
Tuhan Yesus selalu menopangmu
Jangan berhenti harap padaNya..
Tuhan Pasti Sanggup…
TanganNya takkan terlambat ‘tuk mengangkatmu
Tuhan Masih Sanggup…
Percayalah, Dia tak tinggalkanmu…
Tuhan Pasti Sanggup…
TanganNya takkan terlambat tuk mengangkatmu
Tuhan Masih Sanggup…
Percayalah, Dia Masih Sanggup…
Tuhan Pasti Sanggup…
TanganNya takkan terlambat tuk menganggkatmu
Tuhan Masih Sanggup…
Percayalah, Dia tak tinggalkanmu…
Rohani Song by *Mike & Maria Shandy*
Lewati setiap persoalan
Tuhan Yesus selalu menopangmu
Jangan berhenti harap padaNya..
Tuhan Pasti Sanggup…
TanganNya takkan terlambat ‘tuk mengangkatmu
Tuhan Masih Sanggup…
Percayalah, Dia tak tinggalkanmu…
Tuhan Pasti Sanggup…
TanganNya takkan terlambat tuk mengangkatmu
Tuhan Masih Sanggup…
Percayalah, Dia Masih Sanggup…
Tuhan Pasti Sanggup…
TanganNya takkan terlambat tuk menganggkatmu
Tuhan Masih Sanggup…
Percayalah, Dia tak tinggalkanmu…
Rohani Song by *Mike & Maria Shandy*
Jumat, 21 Agustus 2009
Good Food again (and again)
Minggu ini aye kenyang bener dengan makanan eunak dan lokasi-lokasinya yang OKE. Thanks Lord for your blessing. Tapi kasian Yanti, masakan bahkan camilan yang dia buat tak tersentuh. Kekenyangan! icip-icip pun tak selera lagi.
Ini nih reviewnya:
Kamis 20 Agustus - Lunch di Kembang Goela
Berempat kami order:
Sosis Sinyo Londo (tadinya mau pesan sosis Om Yance yang semeter panjangnya itu...sayang, habis)
Tahu Telur
Ayam Nyonya ...(rasanya kayak ayam kalasan)
Dendeng Sapi (tuipiis banget n crunchy!...yummy!)
Sayur Kecipir
Lunch ditutup dengan chocolate cake, complimentary dari sang Kapten, karena kita kenal dia...(Siip)
Rabu siang, 19 Augustus - Lunch di Kigugawa Cikini
Tadinya sih mau ke Bunga Rampai. Sampai sana di tolak, fully book rupanya...he..he.
Jadilah kami meluncur ke restaurant Jepang legendaris, yang didirikan dari tahun 1969 (swear, kata staffnya). Resto ini terkenal karena masakan Jepang rumahannya.
Menu kami siang itu:
Gindara Teriyaki, Gindara Moriawase, Chicken teriyaki, Shasimi Set, Tempura Prawn, Miso, Ogura ice cream dan buah manis.
Rabu malam, 19 Augustus - dinner party at Lara Djonggrang- Menteng
Malam itu, ulang tahun aye di rayakan lagi. Dapet Kado boneka Komo yang bisa nyanyi,lucu! wah..ada ada saja nih mereka.
Menu malam itu: Nasi kuning, Nasi putih, Soto Madura, Sayur Lodeh, Ayam goreng lengkuas, rempeyek Udang (luebar dan buesar!), Pepes ikan, kerupuk kulit, dan Es Dawet.
Selasa Siang - Lunch di Beautika Abdul Muis
Bertiga, kami order Sayur daun pepaya, ikan kuah asam, sate manis, sayur..(dirajang halus mirip rambut?), perkedel jagung dan es kacang.
Selasa Malam - cocktail at ONFIVE GrandHyatt
Liputan ada di posting sebelumnya. Aniway, that night they serve free flow wines, bir, juices. a lots of tea bits
Rabu, 19 Agustus 2009
ONFIVE - Grand Hyatt Jakarta
Last Night, having cocktail with some new friends (mostly European) for networking purposes. Lokasinya di Onfive Grandhyatt Jakarta.
Lokasinya Oke juga, terletak di lantai 5, di area swimming pool. Ambiencenya enak juga, karena asri dan hijau, serasa tak berada di sebuah hotel di Jakarta.
Designnya stylish dan minimalis. Di design seperti tempat tinggal (ada kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, taman dll).
Buat acara disini? hmm ..sangat dipertimbangkan.
Kamis, 06 Agustus 2009
Love your Life!
Kami masih dalam perjalanan menuju salah lokasi client di Banjarmasin, saat aku baca berita di Detik.com (via my BB) - bahwa mbah Surip passed away. Ya, he died! he's gone forever!.
Hallahh....??!! begitu pastinya reaksi kaget teman-teman dalam mobil.
Mengejutkan kepergiannya, karena beliau sedang Top abis saat ini karena keberuntungannya (he..he..., bukan ke nylenehannya lho yang kami bahas). Ya iyalah beruntung!, gimana lagi, Duit puluhan M gitu. Bayangin, apa saja yang bisa dia beli, yang bisa dia nikmati, yang bisa dia dapat dengan gampang....? almost everything kan!.
Tapi, wait a minute.... Did he enjoy his achievement the moment he's gone? we don't thing so.
Orang katanya dia masih wira-wiri sana sini pakai ojek atau mobil biasa. Tidurnya pindah pindah di rumah orang dan makannya juga nggak di hotel mewah.
Bayangkan, menurut kami...... laki-laki ini hidup cukup menderita selama hidupnya (di dukung cerita dari teman-temannya yang belakangan banyak masuk TV memberikan testimoni). Berjuang berat menjalani lelakon yang diperankannya. Mungkin almost 50 plus year hidup dalam kemelaratan.
Tapi, saat harta melimpah ruah di depan mata, dia tak sempat nikmati.
Hari itu, kami ber lima lebih banyak terdiam sepanjang perjalanan, merenung mungkin...? tak tahu lah.
Yang jelas, tiba-tiba semua makan banyak, icip sana icip sini. Telan apa saja yang terhidang di depan mata. Malampun masih kami sempatkan mampir di Bakso ter enak se banjarmasin.
Hmmm.....mahfum, semua ingin menikmati hidup selagi masih bisa rupanya...he..he
Hallahh....??!! begitu pastinya reaksi kaget teman-teman dalam mobil.
Mengejutkan kepergiannya, karena beliau sedang Top abis saat ini karena keberuntungannya (he..he..., bukan ke nylenehannya lho yang kami bahas). Ya iyalah beruntung!, gimana lagi, Duit puluhan M gitu. Bayangin, apa saja yang bisa dia beli, yang bisa dia nikmati, yang bisa dia dapat dengan gampang....? almost everything kan!.
Tapi, wait a minute.... Did he enjoy his achievement the moment he's gone? we don't thing so.
Orang katanya dia masih wira-wiri sana sini pakai ojek atau mobil biasa. Tidurnya pindah pindah di rumah orang dan makannya juga nggak di hotel mewah.
Bayangkan, menurut kami...... laki-laki ini hidup cukup menderita selama hidupnya (di dukung cerita dari teman-temannya yang belakangan banyak masuk TV memberikan testimoni). Berjuang berat menjalani lelakon yang diperankannya. Mungkin almost 50 plus year hidup dalam kemelaratan.
Tapi, saat harta melimpah ruah di depan mata, dia tak sempat nikmati.
Hari itu, kami ber lima lebih banyak terdiam sepanjang perjalanan, merenung mungkin...? tak tahu lah.
Yang jelas, tiba-tiba semua makan banyak, icip sana icip sini. Telan apa saja yang terhidang di depan mata. Malampun masih kami sempatkan mampir di Bakso ter enak se banjarmasin.
Hmmm.....mahfum, semua ingin menikmati hidup selagi masih bisa rupanya...he..he
Sabtu, 01 Agustus 2009
Adik Yanti telah berpulang
Pukul tiga siang tadi, aku bersiap berangkat ke Spring Hill. Ada janji mau spa disana. Sempatin buka lemari es, potong kue tart (he..he, stock banyak nih, kiriman dari orang-orang yang memperhatikanku..he..he). Yanti aku bagi juga (nih si mbak, berhari-hari kenyang kue tart, sampai bisa bagi-bagi ke mbak-mbak tetangga).
Hmm..kayaknya dia harus have fun juga nih. Maka, aku minta dia enjoy sama konco-konconya, jalan-jalan kek atau shopping kek. Dia seneng banget, terus bilang dia mau ke Atrium, nonton band. Ok, sana pergi.
Lebih happy lagi saat gajinya aku berikan saat itu juga. Kasian kan, siapa tahu dia mau beli-beli.
Aku masih makan kue, dia asyiik ber HP ria. Waah, lagi confirm-confirman nih ye...
Kue belum juga habis, padahal cuma sepotong kuecil, Yanti masuk ke ruang makan. Bu, adik saya meninggal, katanya. Cool, nggak panik gak histeris, gak tampakkan wajah sedih. Oalah Ti....adikmu yang sakit ginjal itu? (teman-teman yg baca blog ini dari awal, pasti ingat kisah si adik yang harus cuci darah terus karena ginjalnya akut). Kapan Ti? Barusan bu. O....ternyata tadi itu dia terima kabar dari saudaranya. Aduh, bagaimana ini, aku antar pulang atau bagaimana ya. Sore ini selain ke Spring Hill, aku juga ada appointment sama WY di Blossom. Ti, kowe arep bali rak? tak beliin tiket dan tak anterin ke Gambir. Mau? Yanti bingung. Ndak usah bu, ndak pa-pa lah. Bener Ti? Tak anterin. Tapi dia tetep bilang gak usah. Ya udah, aku minta dia ikhlas-in dan doa in aja. Ini yang terbaik buat adiknya. Bayangkan, selama ini adiknya menderita banget, cuci darah tiap dua minggu. Berat pasti buat keluarganya kan.
Akhirnya akupun meluncur ke Spring Hill sambil SMS Mom, kasih tahu berita ini. Balasan Mom...Kasian Yanti Lus, dia pasti takut pulang sendirian ke Bandung. (Aduh, bener juga sih. Dia kan paling nggak beranian. keluar apartement aja kalau terpaksa di suruh beli ini dan itu. Waduh, kalau my Dad masih ada, He definetely will anterin dsia pulang. My Dad baik hati banget dan nggak tegaan....aku jadi nggak enak)
Maka sepanjang treatment, bukannya enjoy, aku kepikiran terus sama Yanti. Makanya begitu treatment selesai, aku buru-buru call dia. Nanyain lagi, apa dia mau pulang. Ndak bu, saya sudah telpon orang tua saya, kalau saya nggak datang. Nggak pa-pa. O, ya udah kalau gitu, kamu dimana sekarang? Dia sudah di atrium rupanya. Saya suruh dia nikmati acara saja. Nggak usah buru-buru pulang. Akupun lanjut ke Blossom.
Jam tujuh, aku sampai rumah. Badan nggak enak nih. Pasti Yanti masih di Atrium pikirku. Tapi pas aku ke dapur cari mie, aku dengar suaranya mengaji. Lhoh, kok udah pulang?
Dengar suaraku klotak klotak di pantry, Yanti stop ngajinya. Rupanya, dia tadi berangkat ke atrium, tapi balik karena nggak mood.
Aduh kasian ya, pastilah sedih sekali dia.
Akhirnya aku tawari dia beberapa alternative. Pulang besok, aku antar ke Gambir- terus di Bandungnya di jemput atau... atau..., atau.
Malam ini kita akan saling memikirkannya. Jawaban diputuskan besok.
Hmm..kayaknya dia harus have fun juga nih. Maka, aku minta dia enjoy sama konco-konconya, jalan-jalan kek atau shopping kek. Dia seneng banget, terus bilang dia mau ke Atrium, nonton band. Ok, sana pergi.
Lebih happy lagi saat gajinya aku berikan saat itu juga. Kasian kan, siapa tahu dia mau beli-beli.
Aku masih makan kue, dia asyiik ber HP ria. Waah, lagi confirm-confirman nih ye...
Kue belum juga habis, padahal cuma sepotong kuecil, Yanti masuk ke ruang makan. Bu, adik saya meninggal, katanya. Cool, nggak panik gak histeris, gak tampakkan wajah sedih. Oalah Ti....adikmu yang sakit ginjal itu? (teman-teman yg baca blog ini dari awal, pasti ingat kisah si adik yang harus cuci darah terus karena ginjalnya akut). Kapan Ti? Barusan bu. O....ternyata tadi itu dia terima kabar dari saudaranya. Aduh, bagaimana ini, aku antar pulang atau bagaimana ya. Sore ini selain ke Spring Hill, aku juga ada appointment sama WY di Blossom. Ti, kowe arep bali rak? tak beliin tiket dan tak anterin ke Gambir. Mau? Yanti bingung. Ndak usah bu, ndak pa-pa lah. Bener Ti? Tak anterin. Tapi dia tetep bilang gak usah. Ya udah, aku minta dia ikhlas-in dan doa in aja. Ini yang terbaik buat adiknya. Bayangkan, selama ini adiknya menderita banget, cuci darah tiap dua minggu. Berat pasti buat keluarganya kan.
Akhirnya akupun meluncur ke Spring Hill sambil SMS Mom, kasih tahu berita ini. Balasan Mom...Kasian Yanti Lus, dia pasti takut pulang sendirian ke Bandung. (Aduh, bener juga sih. Dia kan paling nggak beranian. keluar apartement aja kalau terpaksa di suruh beli ini dan itu. Waduh, kalau my Dad masih ada, He definetely will anterin dsia pulang. My Dad baik hati banget dan nggak tegaan....aku jadi nggak enak)
Maka sepanjang treatment, bukannya enjoy, aku kepikiran terus sama Yanti. Makanya begitu treatment selesai, aku buru-buru call dia. Nanyain lagi, apa dia mau pulang. Ndak bu, saya sudah telpon orang tua saya, kalau saya nggak datang. Nggak pa-pa. O, ya udah kalau gitu, kamu dimana sekarang? Dia sudah di atrium rupanya. Saya suruh dia nikmati acara saja. Nggak usah buru-buru pulang. Akupun lanjut ke Blossom.
Jam tujuh, aku sampai rumah. Badan nggak enak nih. Pasti Yanti masih di Atrium pikirku. Tapi pas aku ke dapur cari mie, aku dengar suaranya mengaji. Lhoh, kok udah pulang?
Dengar suaraku klotak klotak di pantry, Yanti stop ngajinya. Rupanya, dia tadi berangkat ke atrium, tapi balik karena nggak mood.
Aduh kasian ya, pastilah sedih sekali dia.
Akhirnya aku tawari dia beberapa alternative. Pulang besok, aku antar ke Gambir- terus di Bandungnya di jemput atau... atau..., atau.
Malam ini kita akan saling memikirkannya. Jawaban diputuskan besok.
Langganan:
Postingan (Atom)